Selasa, 10 Maret 2009

Wisata air terjun di Empat Lawang



Air terjun tujuh panggung di Desa Tanjungalam, Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.






Objek Wisata di Empat Lawang

Air Terjun Tujuh Panggung, Objek Wisata Menantang


Tujuan wisata di wilayah Sumsel ternyata tidak hanya berupa objek yang sudah dikenal dan diketahui umum. Tetapi ada juga berupa objek yang masih belum digarap dan masih ‘perawan’ berada di lokasi yang tersembunyi. Salah satunya, air terjun tujuh panggung di Desa Tanjungalam, Lintang Kanan, Kabupaten Empat Lawang.


Sebagai daerah pemekaran dari Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang memang memiliki tidak sedikit objek wisata yang selain memberikan keindahan juga sedikit tantangan.

Di lokasi di atas Deretan Bukit Barisan yang terletak di atas 1.200 meter diatas permukaan laut (DPL), lokasi air terjun tujuh panggung memang memberikan nuansa segar alam pegunungan. Alam yang masih belum tersentuh ini terletak di antara kebun-kebun warga dan hutan yang masih ‘perawan’.


alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5311765215237159378" />


Air terjun di panggung ketiga cukup sulit didaki. Namun, warga sekitar sudah sering menikmatinya.






Untuk mencapainya, harus rela berjalan kaki selama sekitar 3 jam dari desa terdekat, Desa Tanjungalam. Kalau mau naik ojek, sebenarnya ada, tetapi hanya separoh jalan. Selebihnya tetap harus berjalan kaki meniti jalan setpak di lereng bukit yang terjal dan licin berlumut.

Sinar Harapan yang mengikuti ekspedisi Musi Ulu pekan lalu mendapati ternyata akses ke air terjun di panggung (tingkat ke tujuh) ternyata belum tersedia akses. Bersama warga desa, tim ekspedisi ini membuka akses jalan.

Kepala Desa Tanjungalam, Jon Kenedi mengakui selama ini keindahan air terjun ini haya dinikmati warga desanya. Itupun terbatas yang punya kebun di sekitarnya.

Karena memang, akses jalan masih berupa jalan setapak yang harus melewati bukit terjal dan hutan rimbun. Itupun baru sampai ke panggung ke dua. Selanjutnya masih berupa jalan melintasi semak belukar.



Disinilah panggung pertama. Air yang jernih dan gemericik air mengundang pengunjung untuk berendam. wah, brrrrr dingin ya...




Air terjun di panggung pertama terdiri dari enam deretan air mancur yang masing-masing setinggi sekitar 2 meter dan dibawahnya ada lubuk sedalam sekitar 3-4 meter dengan luas sekitar 4 x5 meter. Air yang jernih dan dingin membuat keinginan berendam tak tertahankan.

Sementara di panggung kedua hingga ketujuh juga memberikan nuansa yang berbeda. Karena ketinggian masing-masing air terjun memang berbeda. Berkisar antara 5 hingga meter 14 meter. Di panggung ketujuh, malahan terdapat dua sumber air yang mengucur ke lubuk di bawahnya. Hanya saja di panggung ini, sepertinya memberikan kesan angker karena ada pusaran air yang cukup kuat.

Di atasnya lagi, sesungguhnya masih ada dua panggung air terjun. Namun, belum ada satupun orang yang berani menapakinya, karena memang jalan menuju ke sana cukup terjal. Tebing bebauannya mencapai 45 derajat. Selain curam, juga berlumut sehingga sulit didaki.

Nuansa alami yang liar ini memang cukup memberikan kesan tersendiri bagi mereka yang punya minat menikmati wisata alam. Hanya saja, untuk mencapai lokasi ini dari kota Palembang, cukup jauh. Jarak Palembang ke Tebing tinggi ditempu dalam waktu 7 jam menggunakan mobil ataupun kereta api.

Saat ekspedisi, suasana lebih meriah karena diramaikan oleh para pemburu babi. Ketua Persatuan Olahraga Berburu Babi (Porbi) Sumsel Hamlian membawa serta sedikitnya seratus pemburu lengkap dengan anjing. Hasilnya, 14 ekor babi hutan berhasil ditangkap dalam sehari dari kawasan perkebunan dan ladang masyarakat setempat.



Rombongan pemburu babi dari Pagaralam meramaikan ekspedisi Musi Ulu ke Air terjun Tujuh Panggung.





Kereta api, tersedia dua jadwal, siang dan malam. Kalau memilih kelas ekonomi bisa berangkat siang hari dari Stasiun Kertapati, Palembang tujuan Lubuklinggau. Atau jika memilih kelas bisnis dan eksekutif berangkat malam hari. Jika berangkat dari Kertapati pukul 21.00 WIB, tiba di Stasiun Tebing tinggi sekitar pukul 04.00 WIB.

Sementara kalau memilih menggunakan mobil bisa menumpang bus ataupun travel. Ongkosnya berbeda sesuai dengan kelasnya. Dari Tebingtinggi menuju lokasi desa terdekat bisa ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam. Kendaraan angkot bisa disewa untuk mencapai kawasan ini. Jadi untuk menikmati air terjun ini, dari Palembang membutuhkan waktu 3 hari termasuk perjalanan Tebingtinggi-Palembang.



Akses menuju lokasi aor terjun hanya berupa jalan setapak. Bahkan, jalan ini baru dibuat oleh warga. Kalau tidak hati-hati, bisa berbahaya. Jurang yang curam dan berbatu menanti, merupakan tantangan tersendiri.






Kelelahan menempuh perjalanan dari Desa Tanjungalam ke lokais air terjun rasanya terbayar ketika sudah menikmati kesegerdan sawah alam di air terjun. Sepanjang jalan desa dan jalan setapak, ladang, sawah serta gemericik air sungai menemani dan menambah nikmat perjalanan wisata.

Usai menikmati air terjun, dua sumber air panas yang berjarak sekitar 1,5 jam perjalanan kaki juga bisa melengkapi perjalanan wisata alam ini.

Kendala minimnya akses menuju lokasi wisata ini diakui Bupati Empat Lawang, Budi Antoni Aljufri. ”Memang kami akan kembangkan konsep wisata alam yang komplit. Termasuk akan menyediakan akses jalan yang memadai menuju lokasi dari desa terdekat,” ujarnya usai melepas ekspedisi Musi Ulu. Ekspedisi ini selain menembus lokasi air terjun Tujuh Panggung, juga menjajal arung jeram di Sungai Musi Ulu.






Rombongan ekspedisi Musi Ulu dilepas Bupati Empat Lawang, Budi Antoni Aljufri di Pendopoan.






Target awal, bukanlah wisatawan mancanegara. Tetapi wisatawan lokal yang berasal dari Sumsel dan Tebingtinggi. Sesaat setelah dibuka akses saja, puluhan anak-anak sekolah sudah bisa menikmati nuansa alami air terjun tujuh panggung di Bukit Barisan ini.
Ketua Pelaksana tim ekspedisi dari Tavern Artwork, Herna mengakui ekspedisi ini dilakukan mencari objek wisata yang nantinya bisa dikembangkan sebagai kawasan wisata pilihan. Mau wisata yang alami dan perawan dan masih liar, mungkin objek ini bisa menjadi pilihan. (sh/muhamad nasir)




Di depan penopoan Bupati pun, pemandangan kota Tebingtinggi dengan latar belakang Bukit Barisan cukup menggoda.

Tidak ada komentar: